Allah Swt, sebagaimana tercantum dalam aturan fiqih, menerima kaum wanita enam tahun lebih cepat dari pria; mewajibkannya melasanakan sholat, puasa, haji, dan pelbagai hukum lain yang belum bisa dikerjakan seorang pria yang saat itu justru masih sibuk bermain! Dengan diberlakukannya hukum-hukum tersebut, tidakkah itu membuktikan keutamaan seorang wanita?
Wanita itu indah sehingga tak dapat begitu saja diabaikan.Seperti perkataan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, "Wanita adalah sekuntum bunga yang harum". Bunga ini tak boleh diabaikan dan harus tetap berada di tangan tukang kebun. Nah, tukang kebun itu adalah Allah Swt, Al-Qur'an, dan Ahlul Bait. Tukang kebun umat manusia adalah Allah Swt:
" Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya".
Allah Swt sebagai tukang kebun telah menumbuhkan kita dari tanah dan tahu betul, tanah mana yang lebih baik dari yang lain; juga tunas manakah yang harus lebih cepat ditumbuhkannya.
Al-Qur'an menegaskan sebuah prinsip universal bahwa tukang kebun di dunia ini adalah Allah Swt; Dialah yang menumbuhkan tunas lelaki dan perempuan. Dalam pada itu, Dia menjaga agar tunas wanita tidak sampai ternoda dengan segera menaunginya dengan agama. Inilah isyarat keagungannya. Dalam pada itu, Allah memberi kekhasan lain pada kaum wanita, sebagaimana dikemukakan Imam Al-Shidiq, "Seorang wanita membaca tasbih dengan ujung jarinya karena semua jari-jemarinya itu akan dipertanyakan". Riwayat ini menunjukkan bahwa seluruh anggota tubuh wanita berada di bawah aturan Allah Swt.